1. Judul : Maasyaa Allah, Karya Ilmiah Bisa Jadi Buku
2. Resume ke : 4
3. Gelombang : 20
4. Tanggal : 19 Juli 2021
5. Tema : Menulis Buku Dari Karya Ilmiah
6. Narasumber : Noralia Purwa Yunita, M.Pd.
Ukin, Supangat, ibu dan Lilis
Berempat ke Australia
Makin semangat di grouf belajar menulis
Dimateri keempat bersama bu Noralia
Tersengat pipi Lilis
Bu Ilah duduk terpaku
Makin semangat aku menulis
Mimpi karya ilmiah menjadi buku
Biamillahirrahmaanirrahim
Masih semangat menulis?
Makin doong..πͺπ
Alhamdulillah sampailah pada materi keempat di kelas belajar menulis bersama PGRI, dengan tema 'Menulis Buku dari Karya Ilmiah' oleh narasumber hebat luar biasa, ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd.
Berbicara masalah karya ilmiah, diantara kita pasti pernah membuat karya ilmiah.
Dan apa itu karya ilmiah?
Mari kenali sejenak apa itu karya ilmiah, Karya ilmiah adalah karangan yang memaparkan pendapat, hasil pengamatan, tinjauan, dan penelitian dalam bidang tertentu yang disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan, bersantun bahasa, dan isi yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.
Jenis karya ilmiah:
Selanjutnya menurut pemaparan beliau, ada beberapa jenis karya ilmiah yang mungkin sudah tidak asing lagi diantara kita, yaitu: skripsi, tesis, PTK, disertasi dll.
Bagi yang lulusan S1, pasti pernah berjuang dengan yang namanya skripsi.
Bagi yang melanjutkan pendidikannya lagi ke jenjang S2, akan meningkat lagi jenis karya ilmiahnya yaitu membuat tesis
Lalu setelah menjadi guru, kita diberikan tuntutan untuk membuat satu jenis karya ilmiah lagi yakni PTK
Lantas apa tujuan dari membuat karya ilmiah?
Misalkan bagi yang sedang kuliah S1, S2 atau S3. Tujuannya semata hanya untuk memenuhi prasyarat agar dapat lulus dan mendapatkan gelar, selebihnya jika sudah disidangkan atau telah dilakukan penilaian, KTI sudah pasti dibiarkan tergeletak begitu saja di rak Perpustakaan atau bahkan di gudang, mmm... sungguh miris sekaligus menyedihkan ya π’
Laluuu manfaat dari karya ilmiah itu sendiri apa ya?
Mari kita kenali, subhanallah dari pemaparannya beliau di atas kita dapat simpulkan bahwa manfaat karya ilmiah hanya sebatas untuk memenuhi tuntutan tertentu saja.
Padahal, jika kita mengingat perjuangan untuk membuat dan menyelesaikan KTI tersebut, tentu tidak sedikit pengorbanan yang harus dikeluarkan, entah itu materi, waktu, atau bahkan psikis. Bahkan untuk sebagian orang ada yang menyelesaikan KTI sampai menghabiskan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Sama halnya bagi yang sedang atau sudah pernah menulis PTK ataupun best Practice, setelah laporan PTK dibuat, dikumpulkan ke penilai angka kredit, laporan tersebut biasanya hanya akan disimpan oleh penulis sendiri. Jika beruntung, laporan PTK itu bisa terpajang di perpustakaan sekolah
Lantas dengan perjuangan yang begitu berat dan panjang tersebut, apakah rela jika hasil perjuaangan kita hanya berakhir di rak perpustakaan saja? dan tentu tidak bisa bermanfaat bagi khalayak yang lebih luas!! Tentu kita gak rela kan?
Yang lebih penting adalah muatan data dan temuan-temuan yang terdapat dalam sebuah KTI sudah barang tentu merupakan sebuah rangkaian informasi penting dan dapat bermanfaat bagi pemecahan persoalan faktual yang sedang dihadapi di lapangan.
Tentu sangat disayangkan apabila informasi dan data penting tersebut hanya tergeletak begitu di perpustakaan dan tidak bisa tersampaikan kepada masyarakat luas, terlebih dapat dinikamati oleh masyarakat luas sebagai rujukan yang dapat memberikan solusi nyata.
Laluuuu apa ya solusinya?
Nah, ada satu solusi yang dinilai lebih memberikan banyak manfaat, yaitu mengubah nya menjadi BUKU.
Mari kita intip sejenak beberapa manfaat karya ilmiah VERSI BUKU dibawah ini:
πDapat dibaca oleh masyarakat awam
πBuku dapat diperjualbelikan,,jadi ada keuntungan material yang dapat kita peroleh
πBagi bapak ibu ASN, buku dapat dijadikan publikasi ilmiah yang dapat menambah poin angka kredit. Jadi selain mendapatkan poin AK dari laporan PTK, bapak ibu juga akan mendapatkan poin dari publikasi ilmiah berupa buku tadi. Sekali dayung 2 pulau terlampaui π€π
πJika buku kita banyak yang baca, banyak yang beli, ada kemungkinan nama kita sebagai penulis akan dikenal oleh banyak orang, ini juga merupakan keuntungan tersendiri.
πIlmu yang ada, dapat tersebar bebas tanpa sekat jika sudah diubah menjadi BUKU.
Berikut CARA MENGUBAH PTK MENJADI BUKU:
1. Ubah judul PTK menjadi judul buku dengan bahasa populer
Judul KTI VERSI BUKU hanya berfokus pada objek penelitian saja. Hilangkan materi, subjek, tempat penelitian.
Sebagai contoh
JUDUL TESIS
'Pengembangan modul berbasis riset pada materi reaksi redoks untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa kelas X SMA'
Ketika diubah menjadi JUDUL BUKU
'kiat menulis modul berbasis riset'
Dapat dilihat dari contoh judul ini, objek/fokus penelitian Tesis terletak pada 'pengembangan / pembuatan modul', jadi ketika diubah menjadi judul BUKU, sesuaikan dengan fokus penelitian itu.
Tinggal ditambah kata : KIAT, JURUS, STRATEGI, CARA SUKSES atau yang lainnya.
2. Ubah bab I (pendahuluan) pada PTK menjasi bab I buku
Namun, disini ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
A. Hapus rumusan masalah
B. Hapus definisi operasional
C. Hapus manfaat penelitian
Kita dapat mengisi bab I ini dengan memasukan permasalahan pembelajaran secara umum, alasan menggunakan metode/media/model pada pembelajaran, atau materi pelajaran yang kita teliti.
'Sebagai contoh' bab 2 KTI yang merupakan landasan teori berisi
2.1. hasil belajar
2.2. media pembelajaran
2.3. Modul
2.4. metode pembelajaran
2.5 pembelajaran berbasis riset
Nah ini ketika menjadi buku dapat dibuat menjadi beberapa bab yaitu:
Sub bab 2.1. hasil belajar menjadi bab 2 buku
Bab 2 TEORI BELAJAR
2.1. belajar
2.2. permasalahan dalam pembelajaran
2.3. Hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
Sub bab 2.2. media pembelajaran menjadi bab 3 buku
Bab 3 MEDIA PEMBELAJARAN
3.1. Pengertian media
3.2. jenis media
3.3. manfaat media
Sub bab 2.3. modul menjadi bab 4 buku
Bab 4 mengenal modul
4.1.pengertian modul
4.2. karakteristik modul
4.3.sistematika modul
4.4. kelebihan modul
Dan seterusnya hingga sub bab dalam bab 2 selesai...
Dengan demikian hanya dari bab 2 KTI saja, bapak ibu sudah dapat menuliskan/ mengubahnya menjadi beberapa bab dalam buku.
A. Kita dapat memasukkan hasil penelitian KTI ke dalam buku kita. Diawali dengan kata pengantar "pada bab ini merupakan uraian dari hasil penelitian ..".
B. Hilangkan semua kata penelitian/ laporan PTK, laporan skripsi dan lainnya yang biasanya ada di karya ilmiah.
C. Boleh menampilkan grafik tetapi jangan terlalu banyak. Cukup grafik yang penting saja. Grafik lain yang tidak ditampilkan, ubah dalam bentuk kalimat.
5. Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku.
6. Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut.
7. Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id,
Jurnal ilmiah, e book, atau karya ilmiah lainnya.
JANGAN gunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dll.
8. Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan ukuran huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan Dengan aturan Penerbit.
Kita harus mengubahnya sesuai dengan aturan yang ada sehingga KTI versi buku tidak akan sama struktur dan isinya dengan KTI aslinya.
Dengan demikian, membuat buku dari karya ilmiah BUKAN BERARTI HANYA mengubah cover dan judul saja sementara isi sama persis dengan KTI yang sudah kita punya. Itu merupakan suatu kesalahan karena jika seperti itu akan menjadi self plagiarisme untuk karya kita.
Selanjutnya untuk mengubah karya ilmiah menjadi buku diperlukan juga kemampuan literasi yang baik, ini memberikan kita kemudahan untuk menulis dan membukukan karya kita karena semakin banyak baca maka akan makin banyak tahu dan paham. Kosa kata juga akan makin kaya sehingga menulis apapun akan terasa mudah.
Nah sekarang kita sudah tahu trik-trik mengubah karya ilmiah menjadi buku kan...?π
Mari makin semangat menulisnya, jadikan karya kita lebih bermanfaat lagi bagi sekitar. Kukuhkan niat, tingkatkan motivasi dan etos kerja yang tinggi. πͺπͺπ€©
Alhamdulillahirabbil 'alamin
"Terus belajar, belajar terus, semangat guru pembelajar πͺπ€©
Abadikan diri kita lewat tulisan karena meskipun kita sudah tiada, karya kita tetap abadi selamanya". π€π€
Ciamis, 24 Juli 2021
Cila Lia π€π
Selamat bu lia telah menyelesaikan tugas resumenya...sukses
BalasHapusTerima kasih pa, saling support ya kita..ππͺπͺ
HapusSemangatnya pasti dong, banyak perkembangan dalam tulisan bu liya. Rapi dan sistematis. Kata motivasi juga sangat keren bu.
BalasHapusAamiin, alhamdulillah bun, belajar terus dalam kefakiran ilmu.
HapusTerima kasih atas supportnya bun ππ€©π
Pusi sederhana yang cukup bikin seru. Tulisan yang ok
BalasHapusMasih terus belajar pa ππ
HapusKomplit dan keren bu tulisannya.. tetap semangat bu...
BalasHapusInsya Allah slalu semangat buuun
HapusTerimakasih ππ€©
Terima kasih sudah mengerjakan tugasnya dengan baik
BalasHapusIyah om, alhamdulillah, meski berkejaran dengan tugas lain πͺπͺ
Hapus