Selasa, 24 Agustus 2021


PENTINGNYA PROOFREADING SEBELUM TULISAN DITERBITKAN

Oleh: Cila Lia


1. Resume ke     : 15
2. Gelombang    : 20
3. Tanggal           : 13 Agustus 2021
4. Tema                : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
5. Narasumber  : Susanto, S.Pd.



Bungong jempa ada 15

Dibawa pa diding ke panulisan

Kita berjumpa di materi 15

Proofreading sebelum menerbitkan tulisan



Bismillahirrahmanirrahim

Tindakan kreatif dalam menulis adalah menumpahkan ide-ide baru dalam menciptakan makna tulisan yang mudah dimengerti pembaca. Terkadang, sebuah tulisan akan menimbulkan kekeliruan makna apabila tidak ditulis dengan teliti dan cermat.  Maka dari itu,  sebelum mempublikasikan tulisan, ada hal yang harus di perhatikan yaitu  melakukan 'Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan.'

Malam ini kami dibersamai seorang narasumber hebat  bernama bapak Susanto, S.Pd atau akrab disapa dengan sebutan Pak D Susanto. Beliau akan memandu kita bagaimana tulisan bisa terpublikasi dengan baik tanpa ada kesalahan dalam menulis atau dikenal dengan istilah 'Typo', kesalahan ejaan atau pun tanda baca.


Sebelum memulai materi mari kenali beliau terlebih dahulu, yuuuk.. 👇


Proofreading

Proofreading atau kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut.  Karena intinya, Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Oleh karena itu, kegiatan ini sesungguhnya adalah kegiatan akhir setelah tulisan diselesaikan.

Dalam hal ini sangat sesuai dengan nasihat para pakar menulis, yakni: 'Tulis saja, jangan pedulikan teknis.' Salah 'nggak papa' mumpung ide masih mengalir. Jika sudah selesai, barulah kita lakukan editing.

Ketika sedang menulis, muncul keinginan agar tulisan ini harus sempurna. Sehingga, muncul kehawatiran: nanti tulisan jelek, tdak layak baca, banyak kesalahan ejaan, kalimatnya tidak pas, dan sebagainya. Akhirnya terjebak untuk segera memperbaiki.

Hal lain (biasanya seorang blogger) 'ingin segera menerbitkan tulisan.' Begitu selesai menulis, mungkin karena mengejar target atau ingin segera memublikasikan, langsung klik tombol kirim. Apa yang terjadi?

Yang pertama, alih alih tulisan menjadi lebih baik, malah tulisan nggak jadi-jadi.

Yang kedua, maksud hati membuat tulisan yang menarik, akibat kekurangcermatan dalam pengetikan tulisan di blog, tulisan menjadi berkurang nilai kemenarikannya. Sayang, kan..

Oleh karena itu, proofreading sangat penting. Ketimbang kita menyewa proofreader, lebih baik kita lakukan sendiri.


Dalam proofreading, memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks yang dimaksud adalah memeriksa kesalahan penggunaan 'tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata.'


Perbedaan  Proofreading dengan mengedit

Apa bedanya dengan mengedit?

Editing lebih fokus pada aspek kebahasaan, sedangkan proofreading selain aspek kebahasaan, juga harus memperhatikan isi atau substansi dari sebuah tulisan.

Jadi, proofreading tidak sekedar menyoroti kesalahan tanda baca atau ejaan, tetapi juga logika dari sebuah tulisan, apakah sudah masuk di akal atau belum.


Ada juga yang berpendapat:

Pengeditan merupakan proses yang melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa, sedangkan proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi.


Tugas Proofreader

📌Membetulkan ejaan atau tanda baca.

📌Memastikan bahwa tulisan yang sedang ia uji-baca bisa diterima logika dan dipahami pembacanya.

Jadi, ia harus dapat mengenali apakah sebuah kalimat efektif, strukturnya sudah tepat atau belum, hingga memastikan agar substansi tulisan dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca.

Bagi yang jago bahasa asing, jika mendapatkan tugas untuk menguji-baca sebuah teks terjemahan. Output yang dihasilkannya adalah sebuah teks yang mudah dipahami meski bagi orang yang tidak mengetahui bahasa asal teks terjemahan tersebut.

Jadi tugas seorang proofreader adalah untuk membuat teks mudah dipahami pembaca dan tidak kehilangan substansi awalnya.


Penulispun Proofreader

Sebagai penulis kita juga bertindak sebagai proofreader, sebelum tulisan dipublikasikan di blog atau naskah buku dikirimkan ke penerbit.

Jika kita diminta menjadi proofreader tulisan orang lain, proofreader bersifat netral. Seorang proofreader akan menilai karya secara objektif.

Langkah yang dilakukan:

Ia akan bertindak sebagai seorang 'pembaca' dan menilai apakah karya penulis sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit. Harapannya, setelah melewati tahapan proofreading, karya sang penulis bisa lebih mudah dipahami pembaca.


Langkah-langkah Proofreading

Selaras dengan pesan Mazmo ketika melakukan proofreading maka, 

📌Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit

📌Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI

📌Konsistensi nama dan ketentuan

 📌Perhatikan judul bab dan penomorannya

Jadi jelas, penulis yang melakukan proofreading sesungguhnya sedang bertindak sebagai seorang 'pembaca' dan menilai apakah karya tulisnya sudah bisa dimengerti dengan mudah.


Jika kita seorang blogger

Menghindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya 'typo' atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. 

Meskipun blog itu milik pribadi dan bebas, pembaca kita juga harus diperhatikan. Tidak ada kesalahan penulisan (typo) akan membuat pembaca nyaman.

Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya.


Cara mudah untuk memeriksa tulisan:

📌Baik di Ms Word maupun di blog bisa dengan melakukan pencarian dengan menekan tombol CTRL bersamaan dengan tombol huruf F (CTRL+F)  Lalu, ketikkan misalnya tanda ','(tanda koma) maka muncul 'highlight teks dengan warna kuning'.  Setelah itu kita periksa apakah ada kesalahan atau ada spasi antara kata dengan tanda koma. 

Hal yang sama lakukan pada tanda baca lainnya. Jika hal ini kita lakukan maka pos blog menjadi bersih dari kesalahan pengetikan.

📌Kesalahan kecil lainnya yang biasa dilakukan adalah penulisan 'di-' sebagai awalan dan 'di' sebagai kata depan. Kita akan terganggu jika kesalahan kecil ini ada dalam tulisan. Maka perlu sedikit keterampilan untuk membedakan keduanya.

Jika kata yang mengikuti di adalah 'verba atau kata kerja' maka 'di' ditulis serangkai dan kata itu ada bentuk aktifnya yaitu jika diberi imbuhan me-. 

📌Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami. Meskipun blog tidak mensyaratkan bahasa yang baku (kan suka-suka penulisnya) tetapi minimal wajib tahu dan menerapkan aturan-aturan yang dicontohkan. 

Sebelum dipublikasikan, kita lihat di pratinjau (preview) lalu jika ada kesalahan, pada draf kita tekan tombol CTRL+F  lalu melakukan proses perbaikan tulisan seperti pada video


Contoh sederhana proofreading:

Teks asli,

Membuat cerita fiksi memang sedikit berbeda dengan cerita non fiksi. Tetapi cerita non fiksi dapat disampaikan dengan gaya cerita fiksi agar lebih menarik. Tentu sepanjang tidak bertentangan dengan aturan penulisan karya non fiksi yang telah ditentukan, seperti makalah ilmiah, laporan penelitian, dan sejenisnya.

Teks Perbaikan,

'Membuat cerita fiksi memang sedikit berbeda dengan cerita 'nonfiksi'. 'Tetapi,' cerita 'nonfiksi' dapat disampaikan dengan gaya cerita fiksi agar lebih menarik. Tentu sepanjang tidak bertentangan dengan aturan penulisan karya 'nonfiksi' yang telah ditentukan, seperti makalah ilmiah, laporan penelitian, dan sejenisnya.

Dalam KBBI: non (adv) tidak; bukan: 'nonaktif; nonberas' Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti 'tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).'Misalnya: Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup. Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.'

Jadi, jika melakukan proofreading kita menggunakan 'Alat Bantu', yaitu 1. puebi daring; 2. kbbi daring.


Rangkuman Tanya Jawab:

📌Jika kita selesai menulis alangkah baiknya naskah diendapkan terlebih dahulu beberapa saat. Jangan langsung diedit, guna memfokuskan proses editing dan menghasilkan naskah tulisan yang baik.

📌Cara edit yang efektif, pahami aturan dasar: Struktur, minimal ada S-P. Aturan Huruf kapital, aturan tanda baca, aturan pemenggalan kata, dsb

📌Profesi yang mempunya kapasitas besar dalam penyempurnaan sebuah buku sebelum dipublikasikan yaitu Proofreader. Namun di perusahaan penerbitan dinamakan editor.

📌Proofreading di penerbit  ANDI, untuk unsur ejaan porsinya hanya 10% pada penilaian naskah. Tetapi, jika tidak dilakukan proofreading, siapa tahu banyak kesalahan yang menyebabkan editor penerbitan malah memberi skor kecil bagi tulisan kita.

📌Jika tidak mampu melakukan proofreading sendiri, bisa meminta tolong jasa proofreader profesional. Layanan jasa bisa dicari di situs penyedia jasa Proofreader

📌Seorang proofreader  tidak hanya memeriksa ejaan, tetapi kebenaran dan kelengkapan isi.  Etika proofreader agar pembenaran yg dilakukan justru membuat isi yg dimaksud penulis tidak berbeda, maka prodreader mengubah kalimat atau menambah atau membenahi si bidang isi hrs menyampaikan pendapat ke penulis asli. Intinya komunikasi antara proofreader dengan penulis sangat penting. 

📌Dalam proses proofreading, jika melakukan restruktur  kalimat, walau  merupakan kekhasan si penulis, namun menerjang kaidah, maka harus diluruskan.

📌Tulisan yang bagus adalah yang tulisannya sarat dengan PUEBI.

Tepatnya Bukan sarat dengan PUEBI, tetapi mengikuti aturan sesuai PUEBI. 

📌Untuk meringankan para editor, yang harus menjadi bekal bagi penulis ketika ingin mengedit tulisannya 'Pahami struktur kalimat, pahami PUEBI, buka KBBI jika ragu dengan kata-kata tertentu.'

📌Kita sebagai penulis diibaratkan pemain bola yang menggiring bola ke gawang kadang tidak tahu di depan ada pemain yang hendak menjegal. Kami penonton di kejauhan tahu benar ke mana bola harus ditendang. Demikian pula menulis, jadi perlu orang lain untuk ikut membaca.


Alhamdulillahirabbil 'alamin 





Jtn. Ciamis Jabar, 13 Agustus 2021
Cila Lia











4 komentar:

  1. terima kasih sudah mengerjakan tugasnya dengan baik

    BalasHapus
  2. Kita semua berproses dalam menghasilkan tulisan yang baik. Yuk, selalu semangat (edisi menyemangati diri😀).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayuk bun, semangat bar3ng 💪💪🤩

      Terima kasih hadirnya bun🙏

      Hapus

Literasiku

Antologi Pertama Di Yayasan Pendidikan Islam Rijalul Hikam Oleh: Cilalia   Perdana, antologi karya guru, anak MTs dan MA di Yayasan Pendidik...