Kamis, 05 Agustus 2021

 Kegiatan Selasaku
Oleh: Cila Lia

Seperti biasa walau bangun jam 4.00 atau jam 5.00 aku selalu langsung sarapan selesai dari kamar mandi dan shalat. Maag kronisku yang gak bisa nahan kalau telat makan. Ada pisang am...ada kue am...hihii.

Alhamdulillah sarapan dini hariku selesai. Ambil hp, buka WAG grouf PAUD, klik ...selesai ku kirimkan rencana kegiatan harian anak untuk hari ini.

Lanjut kubuka pesan berbintang materi tadi malam di kuliah menulis gel.20, kutelaah lagi, kuketik sedikit sedikit di blog. 

"Meoong...meong..." si bungsu mendekatiku sambil gelendotan. "Waaah bungsu lapar ya...?, tanyaku, sambil ku beranjak mendekati meja makan, kuambil nasi dan ikan tongkol goreng...ku aduk rata. "Boleh mulai makan ya bungsu...!",  kataku pada si bungsu. Bungsu pun mulai memakan hidangan paginya dengan lahap.

Lanjut aku nerusin ngetik lagi di blog, belum juga selesai, tunda dulu ah. Aku beres-beres dulu dan nyiapin sarapan buat anakku. Lalu nyiapin keperluan yang mau aku bawa ke sekolah pagi ini, ku setrika bajuku juga. Hari ini hari Selasa  jadwalku mengajar tatap muka di sekolah. 

Jam 7.00 aku mandi, diselingi nyuci piring bekas pakai tadi malam. Lalu aku dandan dan berangkaaat....💪🤗.

Pagi ini sejak pukul 6.00 keadaan di luar gerimis. Kuambil payung biru dan memakainya. Aku berjalan dari rumah ke sekolah hanya butuh waktu 5 menit saja, jarak yang dekat, tapi alhamdulillah itung-itung olah raga 💪😁.

Suasana sekolah sangat lengang...dari mulai depan RA, MTs....hanya ada 3 kelas saja yang berisi, mereka belajar tatap muka terbatas. 

Ku lanjutkan berjalan ke lorong antara gedung MTs dan MI...., dengan langkah penuh semangat ingin segera sampai di depan kelas PAUD berharap cepat bertemu anak-anak.

Kulihat pintu kelas sudah terbuka. "Waah adik Zaidan sudah datang ya...?" sapaku pada muridku Zaidan. "Iya bu..." jawab ibunya. Terlihat Zaidan sedang asik bermain menempel hurup Alif di papan tulis. Bahagia hatiku saat melihat anak kecil nan imut yang usianya baru 3,3 th itu.

"Adik Zaidan sudah pake hand sanitizer...?"  tanyaku lagi. "sudah bu..." jawab ibunya lagi. "Pintar...hebaaat..., harus selalu pakai ya...biar kuman...virus di tangan adik mati...!" "Iya bu..., kali ini Zaidan yang menjawab.

Kami melakukan KBM tatap muka terbatas, satu kelas 2x pertemuan saja dalam seminggu. Satu kelas dibagi 3 kelompok, dengan masing-masing kelompok terdiri dari 6 anak.

Setelah 6 orang anak yang akan kudampingi datang semua, dan jam sudah menunjukkan pukul 8. Aku mengajak mereka berdo'a sebelum kegiatan. Berdo'a berlangsung hidmat, lalu dilanjut melafalkan 2 kalimah syahadat dan hafalan surat al-fatihah. Satu persatu anak yang berani mengacungkan telunjuknya "aku bu bisa..." saat kutanya "siapa yang mau lafalkan surat alfatihah ...?'

Selesai hafalan, anak-anak diajak bertepuk PAUD. Ada yang bertepuk sambil duduk manis, ada juga yang sambil berdiri. Itulah keadaan kelas PAUD ku gak bisa semua anak tertib duduk manis. Mereka di bawah 5th usianya.

Di kegiatan inti, ada anak yang belajar mengenal angka 1 melalui bermain menumpuk balok angka, ada yang menunjuk angkanya di meja bundar, dan ada yang mewarnai angka 1 di buku gambar.

Di pojokan di mainan perosotan, ada anak yang sedang menunjuk warna merah dan putih sambil melompat-lompat, ada yang merangkak masuk ke dalam lorong warna merah bawah serodotan, ada juga yang mandi bola sambil memasukkan bola-bola kecil warna merah ke dalam kerangjang.

Begitulah keadaan kelas PAUD setiap harinya, satu anak dengan anak yang lain kadang tidak akan sama kegiatannya, karena pembelajaran berpusat pada anak. Apa yang mereka mau dan mood dilakukannya, kami hargai, kami fasilitasi dan kami bersamai. yang terpenting sesuai tema pembelajaran hari ini.

Kadang juga ada anak yang belajar melalui bermain tidak sesuai tema hari ini, tidak apa-apa kami menghargai keputusannya dan kami memberikan kemerdekaan dalam belajarnya. Yang utama anak-anak kami harus bahagia. Tak ada kegiatan mereka dibawah paksaan.

Seperti pernyataan yang ku kutip dari POp MaMa di bawah ini, salah satu efek baik ketika anak merasa bahagia...,

"Apakah Mama khawatir anak akan kesulitan mengikuti pelajaran jika Mama tidak mendorong anak untuk giat belajar?

Sebenarnya, Mama tidak perlu mengkhawatirkan hal tersebut.

Jika Mama memprioritaskan kebahagiaan terlebih dahulu, akan muncul kesadaran diri dan semangat belajar saat ia memasuki usia sekolah nanti. Anak pun akan lebih sukses di bidang akademis.

Sebaliknya, jika Mama memaksa anak untuk giat belajar pada usia balita, anak pun akan merasa jenuh dan membenci kegiatan belajar.

Tidak heran jika anak sering menolak belajar di usia sekolah nanti."

Nikmat tak terhingga saat kami dapat membersamai anak-anak ini. Bahagia teramat sangat saat anak-anak kami bahagia. Maasyaa Allah...alhamdulillah.

Pembelajaran berlangaung 1,5 jam saja. Selesai kegiatan seperti biasa anak-anak diajak belajar membereskan mainan dan mengembalikannya ke tempat semula. 

Selesai mencuci tangan, kami berdo'a mengakhiri kegiata hari ini. "Sampai bertemu hari Kamis ya anak-anak shalih shalihahku..!" ucapku pada mereka, sambil ku menemani mereka ke luar kelas setelah bersalaman. 

Selesai kegiatan kami hari ini. Selesai sudah tugasku membersamai mendampingi mereka hari ini. Alhamdulillah. 





Jtn, Ciamis Jabar

Cila Lia bercerita 🤗😍

2 komentar:

Literasiku

Antologi Pertama Di Yayasan Pendidikan Islam Rijalul Hikam Oleh: Cilalia   Perdana, antologi karya guru, anak MTs dan MA di Yayasan Pendidik...